Asal Usul Desa Karanggambas

Asal Usul Desa Karanggambas
14-Jan-2025 | sorotnuswantoro Purbalingga

Desa Karanggambas di Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, menyimpan banyak cerita menarik yang siap untuk dijelajahi.

"Asal Mula nama Desa Karanggàmbas adalah dari cerita rakyat yang berkembang sampai sekarang bahwa. Pada sekitar Tahun 1600an Masehi silam belum menjadi nama sebuah desa, konon menurut cerita turun temurun ada 2 orang bernama Suragati dan Wiragati. Bertanya pada sekelompok wanita apa nama kampung ini. Tidak ada namanya tuan, lalu apa yang kau bawa itu, ini adalah oyong kami menanam di pekarangan di sana, di tempat kami itu adalah gambas.Kita namakan saja kampung ini Karanggambas." menurut keterangan Subekti Kuntoro Hari Purwoko (pak Koko) Spiritualis

Salah satu budaya kesenian yang ada di Desa Karanggambas adalah kesenian ebeg atau kuda kepang, di desa inilah kelompok ebeg tertua terbentuk yaitu Ponggawa.

"Punggawa sendiri diambil dari Jawa punggawa yang artinya gelar pejabat setempat sebagai tuan tanah bawahan, Yang sekarang di kenal dengan nama Kali Ponggawa atau kali pong yang ada di Desa Karanggambas." ungkap Pak Abdul Tokoh Agama

Desa Karanggambas di Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, adalah tempat yang penuh dengan cerita menarik dan warisan sejarah yang kaya. Salah satu momentum yang paling dinantikan oleh masyarakat adalah perayaan tahunan yang selalu meriah dan penuh warna. Pada saat itu, Desa ini berubah menjadi pusat kegiatan budaya yang melibatkan seluruh warga. Tradisi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan melestarikan warisan leluhur.

Desa Karanggambas sendiri memiliki 23.Rt 5.Rw Dusun atau Perdukuhan diantaranya:

1.Kedung Nutuk

2.Sabrang

3.KarangRanti

Desa Karanggambas di Purbalingga memiliki sejarah yang kaya dan penuh makna, menurut Ulama setempat. "dulu ada padepokan tertua tempat belajar mengaji, ketika di tanya mau kemana ke mau ke Tanggeng (Tiang Ageng) dalam bahasa Jawa adalah orang besar," yang di kenal sekarang Petilasan Adipati Tanggeng. Tetapi setelah di telusuri jejaknya tidak terdapat kadipaten Tanggeng, siapa yang di maksud Tiang Ageng ini adalah Wiragati dan Suragati.Yang telah menyebarkan Islam pertama kali di daerah tersebut, pada masa kerajaan Mataram.

Setelah masa kemerdekaan, Desa Karanggambas terus berkembang. Desa ini dikenal sebagai sentra produksi Sapu Sorgum yang terkenal di seluruh purbalingga bahkan di sudah di expor ke luar negeri. Selain itu, desa ini juga memiliki beberapa industri makanan tradisional yaitu Jiwel. Adapun wisata yang sedang di bangun yaitu,Wisata Air Kedoya

Di Desa Karanggambas juga ada beberapa mata air keramat yang dipercaya mempunyai fungsi dan khasiat spiritual

1.mata air kali banyon(mata air yang dimana di malam-malam tertentu beraroma wangi dan bertuah sebagai kekuatan diri atau kekebalan tubuh)

2.mata air kalong (khasiat untuk pengobatan bagi yang sakit atau terkena musibah)

3.mata air kedoya ada 3 sumber (1.untuk kepentingan tahta atau jabatan 2.untuk sarana memancarkan rejeki atau penglaris 3.untuk sarana kewibawaan atau kecantikan.)

Warga Desa Karanggambas sangat optimis dengan masa depan desa mereka. Dengan semangat gotong royong dan rasa kebersamaan yang kuat, mereka yakin desa ini akan terus berkembang dan menjadi contoh bagi desa-desa lain di Purbalingga. Mereka juga berharap pemerintah terus mendukung pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum di desa ini.

Sejarah dan tradisi yang kaya membuat Desa Karanggambas tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga simbol perjuangan dan kebanggaan bagi masyarakatnya.

Desa Karanggambas juga memiliki situs petilasan diantaranya: Mbah Adipati Tanggeng, Raden Ajeng Dewi Banteng, Ki Ageng Sarantaka, dan Ki Ageng Permana.

Disini juga terdapat beberapa situs petilasan adalah simbol penting dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Terletak di Desa Karanggambas, Kecamatan Padamara, diantaranya: Mbah Adipati Tanggeng, Raden Ajeng Dewi Banteng, Ki Ageng Sarantaka, dan Ki Ageng Permana.

"Kita harus menjaga dan Melestarikan Budaya karena ini adalah warisan yang harus diturunkan secara turun - temurun dan tidak boleh di rebut oleh Bangsa Asing, agar sejarah Indonesia tetap di ingat sepanjang masa oleh anak cucu kita, dan harus tetap kita hargai dan junjung tinggi perjuangan di masa lalu."pesan budaya oleh Bapak ARIE YANTO SAPUTRO(ACENK) Kepala Desa Karanggambas.

Tags