Ponpes Manbaul Ihsan Al Baedlowi Gelar Wayang Kulit Untuk Sambut Ramadhan Dan Tasyakuran

Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1446 H pondok pesantren Mambaul Ihsan Al Baedlowi didesa karang Pucung kecamatan Kertanegara kabupaten Purbalingga pada Selasa malam 25 Februari 2025 menggelar pagelaran wayang kulit dikomplek halaman pondok.
Selain itu acara juga dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur karena selama satu tahun santriwati santriwati pondok pesantren ini berhasil menjalani tahapan tahapan kegiatan pembelajaran dipondok.
Pagelaran wayang sendiri dipilih dengan maksud untuk mengajak para santri dan masyarakat sekitar pondok nguri uri budaya tradisional dimana cerita yang dibawakan dalam pertunjukan wayang kulit adalah berisi ajaran ajaran dan ketauladanan.
Acara dihadiri oleh para wali santri, para tokoh agama, Kepala desa karang Pucung dan Kapolsek Karang Anyar beserta jajarannya.
Pada kesempatan pidato sebelum pagelaran, kepala desa karang Pucung Bapak Ratam menyampaikan rasa terimakasih yang mendalam kepada pihak pondok yang telah menyelenggarakan berbagai kegiatan kemasyarakatan salah satunya acara pagelaran kesenian wayang kulit.
Beliau menaruh harapan agar wayang kulit asuhan pondok pesantren Manbaul Ihsan pimpinan Kyai Baedlowi bisa kesohor dan lebih dikenal oleh masyarakat luas bukan hanya di kecamatan Kertanegara tapi keseluruh pelosok Indonesia.
Dalam sambutannya pihak pondok menyampaikan bahwa pagelaran wayang ini sebagai upaya untuk ikut andil dalam melestarikan budaya tradisional leluhur.
Ditambah penampilan wayang kulit ini merupakan persembahan santriwan santriwati pondok Manbaul Ihsan Al Baedlowi. Maka moment ini juga merupakan ajang untuk memperkenalkan kepada masyarakat baik yang ada disekitar pondok maupun kepada masyarakat luas bahwa pondok pesantren berhasil menciptakan generasi generasi muda yang mau mencintai dan melestarikan budaya tradisional wayang kulit.
Pihak pondok mengungkapkan rasa bangganya karena menjadi satu satunya pondok pesantren diPurbalingga yang bisa menciptakan generasi dalang muda wayang kulit.
Pihak pondok secara simbolis menyerahkan wayang kepada kedua dalang muda sambil memberikan masing masing nama dalang kepada keduanya.
Yang santriwan diberi nama dalang Tono Purwo Carito dan yang santriwati dengan nama Riska Galuh Lestari
Pihak pondok berpesan kepada seluruh yang hadir untuk mencermati isi cerita yang akan dibawakan oleh kedua dalang dan dijadikan contoh amalan dalam kehidupan sehari hari.Acara berlangsung hingga pukul 03.30 dini hari.