Peran Muhammadiyah Wujudkan Kehidupan Yang Makmur Dan Berkemajuan

Muhammadiyah beserta organisasi otonom di bawahnya, memiliki peran penting mewujudkan kehidupan yang makmur dan berkemajuan dengan memegang teguh prinsip pemurnian, keseimbangan, dan pembaharuan. Selain itu, memperkuat eksistensi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang menjalankan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sejati, berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah dalam Aqidah dan ibadah.
Demikian, disampaikan Asisten Administrasi Umum Setda Wonosobo, dr. Mohammad Riyatno saat menghadiri Kajian Ramadhan dan Ideopolitor Muhammadiyah dan Aisyiyahse-Eks Karesidenan Kedu di Gedung Sasana Adipura, Rabu(19/3/2024).
Menurut Riyatno, dengan pemurnian akan memperkuat gagasan Muhammadiyah tentang keseimbangan, yang mencakup semua aspek kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, sosial, pemberdayaan perempuan, dan lainnya.
Selain itu, melalui transformasi tajdid yang bersifat purifikasi dan dinamis, Muhammadiyah bertujuanmewujudkan Islam rahmatan lil ‘alamin, serta memberikansolusi dan inovasi dalam dakwah, amal usaha, dan berbagaiaksi gerakan.
“Besar harapan kami, momentum ini dapat membuka wawasan seluruh peserta secara lebih luas, yang mampu memperteguh keimanan, juga membuka jendela perspektif kita untuk lebih arif dalam menyikapi dinamika kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, terbuka lebih luas ladang amal bagi kita semua, untuk dapat bermanfaat bagi sesama, melalui gerakan Muhammadiyah sebagai motor perubahan dan kemajuan.” kata dr. Riyatno saat membacakan sambutan Bupati Wonosobo.
Lanjutnya, pemerintah dan masyarakat, menunggu lebih banyak lagi kiprah dan terobosan-terobosan positif Muhammadiyah, bagi kemajuan pembangunan baik di Kabupaten Wonosobo wilayah Eks Karesidenan Kedu, JawaTengah, maupun Indonesia.
Sementara itu, Pimpinan Daerah MuhammadiyahWonosobo, Bambang Wen, menyampaikan Kajian Ramadhan dan Ideopolitor Muhammadiyah dan Aisyiyahse-Eks Karesidenan Kedu menghadirkan beberapa narasumber, seperti Profesor Din Syamsuddin, PimpinanWilayah Jawa Tengah, LazisMU, serta Center of Excellence Universitas Muhammadiyah Magelang.
“Seperti yang kita ketahui bersama, dalam bulan Ramadhan ini, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah menyelenggarakan kajian-kajian Ramadhan di tingkat Karesidenan. PimpinanDaerah memiliki tanggung jawab untuk menghadirkan dialog ideopolitor, yaitu ideologi, politik, dan keorganisasian terhadap pembinaan Pimpinan Cabang dan Ranting. Ini merupakan program dari Pimpinan Pusat yang harus dilaksanakan oleh Pimpinan Wilayah dan Daerah,” jelas Bambang.
Disampaikan, kegiatan dihadiri kurang lebih 1.090 peserta,terdiri dari seluruh perwakilan kabupaten di Karesidenan Kedu serta pimpinan cabang dan ranting Muhammadiyah Kabupaten Wonosobo.
Ketua Panitia Penyelenggara, Basuki Yulianto, menambahkan, kajian mencakup berbagai materi, antara lain Ideologi dan Paham Muhammadiyah, Pengembangan Wasathiyah Islam Berkemajuan, serta Optimalisasi Zakat, Infaq, dan Shodaqoh.
Selain itu, tema kegiatan dinilai penting dan relevan karena menyangkut ideologi yang menjadi dasar dalam setiap kehidupan, serta pentingnya warga Muhammadiyah untuk mengetahui perkembangan politik meskipun organisasi Muhammadiyah sendiri tidak berpolitik.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan Muhammadiyah semakin mencerahkan, baik untuk warga Muhammadiyah, bangsa, dan negara.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya rutin yang dilakukan setiap tahun secara bergiliran, untuk memastikan agar ideologi, politik, dan organisasi Muhammadiyah terus berkembang seiring dengan tantangan zaman,” tandasnya.