Sejarah Halal Bihalal Hingga Jadi Tradisi Mengakar Sebagai Ajang Silaturahmi Guna Perkuat Persatuan Dan Kesatuan Bangsa

Sejarah Halal Bihalal Hingga Jadi Tradisi Mengakar Sebagai Ajang Silat
31-Mar-2025 | sorotnuswantoro Purbalingga

Hari kemenangan telah tiba, setelah menjalani ibadah puasa selama 30 hari dibulan Ramadhan seluruh umat Islam merayakan hari raya Idul Fitri.

Di Indonesia sendiri perayaan ini tidak terlepas dengan tradisi halal bihalal yaitu sebagai ajang silaturahmi untuk bermaaf mafan serta saling bertukar cerita sesama saudara yang lama tak berjumpa. Bahkan seiring waktu kebiasaan bagi bagi amplop berisi uang dari kerabat yang sudah berpenghasilan kepada ponakan adik dan anak anak kecil juga menjadi khas perayaan idul Fitri di negara kita.

Demikian halnya di desa Cipaku kecamatan Mrebet kabupaten Purbalingga tepatnya dusun Siwerit. Beberapa tahun terakhir tradisi halal bihalal setiap hari Idul Fitri di gelar di sepanjang jalan.

Senin 31 Maret 2023 /1446 H selesai melaksanakan sholat Ied masyarakat dusun Siwerit dengan sendirinya akan berjejer di sepanjang jalan untuk bersalam salaman dan saling bermaafan.di awali dari depan kediaman kepala desa Cipaku Sugiarto hingga mengular di sepanjang jalan.

Bahkan seorang pemuda bernama Hardika Dwi Hermawan secara rutin selalu berbagi amplop kepada anak anak kecil yang mengikuti acara halal bihalal tersebut.

Menurut sejarah, tradisi halal bihalal yang sudah mengakar dan hanya ada di Indonesia ini awal mulanya digagas oleh Presiden RI yang pertama yaitu presiden Soekarno.

Pada awal awal kemerdekaan Indonesia yaitu tahun 1948, Indonesia dilanda disintegras bangsa. Para elit politik kerap bertengkar dan pemberontakan terjadi di mana mana.

Saat moment pertengahan Ramadhan bung Karno memanggil para kyai dan ulama untuk meminta saran dan pendapat guna menangani situasi politik yang tidak sehat.

Kemudian kyai haji Wahab Hasbullah salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama menjelaskan kepada bung Karno bahwa para tokoh dan elit politik tidak mau bersatu karena mereka saling menyalahkan satu sama lain. Padahal saling menyalahkan dalam Islam adalah perbuatan dosa. Dan bagaimanapun perbuatan dosa itu adalah haram, pelakunya harus kembali lagi menjadi halal dengan saling memaafkan. Atas saran tersebut akhirnya presiden Soekarno bertepatan dengan hari raya Idul Fitri mengundang para tokoh dan elit politik untuk menghadiri silaturahmi guna saling memaafkan dan menghalalkan sebagai cara untuk menggugurkan dosa.

Sejak itu Halal bihalal menjadi tradisi rutin pada setiap perayaan Idul Fitri hingga hari ini.

Dan silaturahmi adalah kunci utama untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.

Tags