Skandal Kridit Fiktif Oknum Bri Unit Kalitinggar Yang Merugikan Banyak Warga Di Desa Sokawera

Diduga TR mitra BRI-LINK Desa Sokawera yang bekerjasama dengan oknum mantri BRI unit Kalitinggar melakukan tipu daya kepada beberapa warga untuk keuntungan pribadi dengan mengiming imingi janji manis kepada korban, namun sampai hari ini tanpa realisasi dan pelaku TR kabur.
Para korban dari latar belakang tidak mampu dan mengeluhkan dapat tagihan dari pihak BRI padahal mereka adalah korban kridit fiktif, ironisnya pihak BRI tidak mau tahu tentang hal tersebut.
Liswati istri Karsiwan salah satu dari beberapa korban menuturkan, "nama suami saya di gunakan untuk pengambilan pinjaman KUR BRI dengan besaran Rp50 juta rupiah oleh TR yang di bantu oleh oknum mantri BRI, mereka membujuki karsiwan suami saya untuk atas nama pinjaman dan di janjikan oleh TR akan di bantu merenovasi rumah kami dan akan belikan tlaktor, lalu sisanya diputarkan usaha oleh TR namun sampai saat ini TR kabur entah kemana".ungkapnya
Liswati menambahkan, "saat itu orang BRI melakukan survey, anehnya saat saya disurvey tidak ditanya apa apa hanya di foto saja rumah saya, anehnya tidak seperti surve pada umumnya, seolah olah tim survey sudah tau kalau uang cair bukan untuk saya, dan saat pinjaman cair tidak sesuai prosedur, saya tidak dikabari tidak diundang ke kantor BRI untuk pengambilan uang pencairan, uang masuk langsung kepada TR". Tambahnya
Semua korban terkejut saat pegawai BRI datang ke rumah masing masing korban untuk menagih angsuran atas pinjaman yang telah di ambil oleh TR.
Semua korban mengungkapkan, "kalau dia (TR) udah kabur, makanya orang BRI keliling door to door meminta kejelasan, Kita sampaikan kalau kita di pakai datanya tapi uangnya dipakek oleh TR". ungkap para korban.
Salah satu warga sokawera yang awak media kami mintai keterangan juga menjelaskan, "setiap korban memiliki jumlah pinjaman yang berbeda-beda mulai dari Rp20 juta hingga Rp50 juta, respont para warga pun sangat prihatin mendengar hal ini karena hampir semua warga yang menjadi korban adalah orang tidak mampu yang namanya masih bersih di perbankan.
Harapan para korban ketika awak media kami melakukan konfirmasi mereka berharap keadilan karena sebagian dari mereka ada yang benar benar tidak menggunakan uangnya sama sekali.
Para korban menyampaikan, "Kita mau minta keadilanlah, orang kita tidak menggunakan uang itu kok. Kami berharap ada kebijaksanaan dari pihak BRI agar sudah tidak ada tekanan dari orang BRI untuk menagih, karena beberapa dari kami ditagih dan pihak BRI seolah olah tidak mau tau permasalah yang kami alami". ungkapnya.
Awak media kami juga melakukan konfirmasi kerumah TR namun hanya ada mertua TR, Pawito menyampaikan,
"Anak saya tidak bisa di hubungi saya tidak tau kemana mereka, apa yang dilakukan anak saya kami sebagai orang tua tidak dapat berbuat apa apa, dari awal membuka agen brilink sampai saat ini sebenarnya saya sudah curiga pendapatan anak saya cepat sekali berkembang apa lagi hampir setiap hari dengan AN (mantri BRI desa sokawera) mereka sangat dekat".ucapnya
Pawito menambahkan, "belum lama ada yang nemuin saya, katanya anak saya pengajuan dengan BPKB bodong, bermula mobil anak saya digadai setelah beberapa bulan penerima gadai datang kerumah mau dibayarin mobilnya namun minta BPKB, sedangkan BPKB masih dalam jaminkan di BRI dan ahirnya saya melakukan pelunasan BPKB, setelah keluar ternyata bukan BPKB anak saya melainkan beda nomer rangka dan nomer mesinya, saya semakin curiga kalau anak saya di duga kuat dibantu oknum mantri BRI". tambahnya
Setelah mendapatkan keterangan dari beberapa narasumber awak media kami mendatangi mantri BRI untuk melakukan konfirmasi. AN mengungkapkan, "Terkait hal itu kemarin sudah di audit dari cabang dan hasilnya pun sudah sesuai prosedur, tidak semua garapan saya, saya cuman garapan beberapa orang dan semua ditanya pun bilangnya mau dipake sendiri, emang sudah dikondisikan sama mas toro jadi semua bilang mau dipakai sendiri".ungkapnya
Awak media kami mendatangi pemerintah Desa Sokawera untuk mengetahui respon Kepala Desa atas musibah yang di alami oleh warganya. Kepala Desa Sokawera Haji Badrun menuturkan, "atas nama Pemerintah Desa saya turut prihatin kepada warga saya yang jadi korban, ini sebuah pembelajaran bagi warga agar lebih selektif dan berhati hati ketika mengambil keputusan, harapan besar saya warga kami jangan terkontaminasi Riba dan bebas dari riba".tuturnya
Atas permasalahan yang menimpa para korban semoga mendapatkan keadilan dengan mengetuk pintu orang orang baik dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan Kejaksaan untuk menelusuri permasalahan yang menindas rakyat kecil.red